Hidayah

 Jumat, 15 Oktober 2021 Hidayah- topik dari khutbah hari ini.

“Alhamdullilah kita masih diberikan hidayah oleh Allah SWT sehingga kita sudah berada di dalam masjid yang kita cintai ini”  begitulah kata khatib di atas mimbar. “Karena masih begitu banyak-nya kaki-kaki yang sehat yang diberikan oleh Allah SWT yang masih berada di luar masjid lalai terhadap perintah Allah SWT untuk solat jum’at berjamaah."

“Alhamdullilah masih diberikan hidayah sehingga hati masih tergerak untuk datang  ke masjid menunaikan perintah Allah SWT untuk solat jum’at berjamaah.”

Tema khutbah yg dibawakan khotib hari ini menurut saya tentang hidayah. Disampaikan oleh khatib setidaknya ada 4 sumber hidayah Allah SWT yang dapat kita peroleh dan renungkan.

Pertama, membaca Alqur’an

Alquran merupakan kitab suci yang berisikan wahyu firman dari Allah SWT. Orang yang membaca Alquran dan senatiasa merenungkanya insyaallah akan diberikan hidayah dan dibersihkan hatinya dari segala macam penyakit hati oleh Allah SWT.

Sebagaimana Allah SWT telah berfirman di surah albaqarah ayat 2


“Kitab (Al-qur’an) ini tidak ada keraguan padanya;  petunjuk bagi mereka yang bertakwa“

Di dalam al-qur’an juga disebutkan bahwa al-qur’an adalah obat hati yg  membersihkan dari syirik, dengkir dan penyakit hati lainya.


“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.”

Orang yang selalu membaca alquran insyaallah akan senantiasa mendapatkan rahmat hidayah dari allah SWT. Dengan membaca alquran laksamana air bersih jernih yang mengalir  ayat demi ayat yang dibaca selalu menenangkan, membersihkan, menjernihkan hati dan pikiran.

Kedua, memcintai yang membawa al-qur’an itu sendiri

Dalam hal ini mengimani/percaya pembawa alquran berupa malaikat allah jibril dan memcintai Nabi Muhammad SAW sebagai rasul penyampai wahyu Allah SWT. 

“takkalla ketika kita di hari pembalasan kelak, 
Dari Anas ibnu Malik, bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda: Orang-orang mukmin berkumpul di hari kiamat, lalu mereka mengatakan, "Seandainya kita meminta syafaat kepada Tuhan kita." 

Maka mereka datang kepada Adam, lalu berkata, "Engkau adalah bapak umat manusia, Allah telah menciptakan-Mu dengan tangan kekuasaan-Nya dan Dia telah memerintahkan kepada para malaikat-Nya agar bersujud kepadamu serta Dia telah mengajarkan kepadamu nama-nama segala sesuatu, maka mintalah syafaat buat kami kepada Tuhanmu, agar Dia membebaskan kami dari tempat kami sekarang ini.

" Adam menjawab, "Aku bukanlah orang yang dapat menolong kalian." Lalu dia menyebutkan kesalahannya yang membuatnya merasa malu. (Dia berkata), "Datanglah kalian kepada Nuh, karena sesungguhnya dia adalah rasul pertama yang diutus oleh Allah buat penduduk bumi." 

Lalu mereka datang kepadanya, tetapi Nuh menjawab, "Aku bukanlah orang yang dapat menolong kalian," lalu ia menyebutkan permintaan yang pernah dia ajukan kepada Tuhannya tentang sesuatu yang tidak ia ketahui, hingga ia merasa malu. Ia berkata, "Datanglah kalian kepada kekasih Tuhan Yang Maha Pemurah (Nabi Ibrahim)."

Lalu mereka mendatanginya, tetapi ia berkata, "Aku bukanlah orang yang dapat menolong kalian," dan Nabi Ibrahim berkata, "Datangilah oleh kalian Musa, seorang hamba yang pernah diajak bicara oleh Allah dan diberi-Nya kitab Taurat."
 
Lalu mereka datang kepada Musa, tetapi Musa menjawab, "Aku bukanlah orang yang dapat menolong kalian," kemudian Musa menyebutkan pembunuhan yang pernah dilakukannya terhadap seseorang bukan karena orang itu telah membunuh orang lain, hingga ia merasa malu kepada Tuhannya. Lalu ia berkata, "Datanglah kalian kepada Isa, hamba Allah dan rasul-Nya yang diciptakan melalui kalimat Allah dan roh (ciptaan)-Nya."
 
Kemudian mereka datang kepada Isa, tetapi Isa menjawab, "Aku bukanlah orang yang dapat menolong kalian, datanglah kalian kepada Muhammad, seorang hamba yang telah diampuni baginya semua dosanya yang lalu dan yang kemudian." 

Lalu mereka datang kepadaku, maka aku berangkat dan meminta izin kepada Tuhanku hingga Dia mengizinkan diriku. Ketika aku melihat Tuhanku, maka aku menyungkur bersujud dan Dia membiarkan diriku dalam keadaan demikian selama yang Dia kehendaki. Kemudian Dia berfirman, "Angkatlah kepalamu, dan mintalah, niscaya kamu diberi apa yang kamu minta; dan katakanlah, niscaya didengar; dan mintalah syafaat, niscaya kamu diberi izin untuk memberi syafaat."

 Lalu aku mengangkat kepalaku dan aku memuji-Nya dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku. Kemudian aku memohon syafaat, dan Dia menentukan suatu batasan kepadaku, lalu aku masukkan mereka ke dalam surga. 

Kemudian aku kembali kepada-Nya; dan ketika aku melihat Tuhanku, maka aku melakukan hal yang serupa, lalu aku memohon syafaat dan Dia memberikan suatu batasan (jumlah) tertentu, maka aku masukkan mereka ke dalam surga. 

Kemudian aku kembali lagi untuk yang ketiga kalinya dan kembali lagi untuk yang keempat kali-nya, hingga aku katakan, "Tiada yang tertinggal di dalam neraka kecuali orang-orang yang telah ditahan oleh Alquran dan dipastikan baginya kekal di dalam neraka."

 Demikian menurut hadis yang diketengahkan oleh Imam Bukhari dalam bab ini. Hadis yang sama telah diketengahkan pula oleh Imam Muslim dan Imam Nasai melalui hadis Hisyam (yaitu Ibnu Abu Abdullah Ad-Dustuwai), dari Qatadah dengan lafaz yang sama

Dengan memcintai rasullulah, inyaallah mucul juga sifat untuk mengikuti sunnah-sunnah beliau, mengikuti ajaran beliau, dan menjalankan perintah Allah SWT yang disampaikan oleh beliau.

Hidayah, memang hanya allah yang mampu memberikanya kepada siapa saja yang allah kehendaki, nabi adam tidak mampu memberikan hidayah kepada  anaknya untuk tidak membunuh, nabi nuh tidak mampu memberikan hidayah kepada anak dan istrinya saat banjir bandang. 

Nabi muhammad SAW ketika pamanya Abu Thalib  menjelang sakaratul maut, yang diriiwayatkan oleh Ibn Hiban, Muslim dan lainnya yang berujung kepada Sahabat Abu Hurairah menyebutkan:

bahwa Rasulullah SAW berkata kepada pamannya Abu Thalib, “Ucapkanlah, Tiada Tuhan kecuali Allah! (Laa ilaaha illallaah), niscaya dengan itu kelak aku akan menjadi saksi pada hari kiamat bahwa engkau telah beriman.” Abu Thalib (pamannya) menimpali, “Wahai putra saudaraku, andai saja Kaum Quraisy tak mencelaku dan mencelaku dengan menyatakan bahwa aku beriman karena terpaksa, pasti aku menyejukkan hatimu dengan itu (mengucapkan kalimat tauhid)”.

Maka turunlah wahyu (al-Qashash: 56) yang menegaskan bahwa hanya Allah yang bisa memberikan hidayah :


“56. Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.”

Meskipun begitu dengan mencintai nabi muhammad kita berharap semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan petunjuk kepada kita. Dan semoga di hari pembalasan  kelak kita memdapat pertolongan dari baginda Rasul Muhammad SAW untuk diberikan syafaat oleh Allah SWT

Ketiga, memakmurkan Masjid

Dengan datang ke masjid, berjalan kita menuju rumahnya allah dengan niat untuk solat dan beribadah kepada Allah. Maka setiap langkah kita dihitung pahala disisi allah SWT. Masjid merupakan rumah allah, tentu dengan memakmurkanya insyaallah kita diberikan hidayah oleh allah. Sebagaimana ketika kita solat, apalagi dimasjid berjammaah. Kita membaca al-fatihah sebagai rukun salat.

ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm

(Tunjukilah kami jalan yang lurus,)

ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Inyaallah kita akan diberika hidayah, petunjuk dan syafaat dari Allah dengan memakmurkan masjid

Keempat, hidayah dari musibah

Sesungguhnya muslim yang baik ketika dia mendapat nikmat dari Allah dia mengucapkan Alhamdullilah (segala puji bagi Allah) dan ketika mendapatkan musibah dia mengucapkan "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." "Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya."

Dapat kita renungi bahwa ketika musibah itu datang kita renungkan bahwa dibalik semua ini jika kita berfikir jernih tentu ada hikmah, pelajaran yang dapat kita ambil untuk kedepanya. Dan banyak banyaklah memohon ampun dan petunjuk dari allah tidak lupa diiringi dengan usaha insyaallah kita mampu melewati setiap ujian demi ujian yang kita alami.

Inilah pelajaran yang dapat saya ambil, ingat, dan korelasikan dengan wawasan saya dengan khutbah Jumat 15 Oktober 2021 . Tulisan ini hanyalah sebagai wadah untuk pengingat diri saya, syukur jika bisa mengingatkan yang lain.

Jika kita mendengar, membaca kita belajar satu kali. Namun ketika kita menuliskan/mengajarkan yang kita baca atau dengar tadi, kita belajar 2 kali atau lebih

Jika ada yang salah saya mohon maaf dan bisa konfirmasi ke jika ada yang salah berkaitan dengan apa yang saya tulis. CMIIW


Share: