Berenang merupakan salah satu olahraga yang saya sukai. Selain menyenangkan berenang juga bermanfaat untuk kesehatan diri kita sendiri. Bagi kami penduduk yang tinggal di pesisir sungai lematang, bisa dikatakan hampir seluruh penduduk desa mulai dari anak-anak (sekitar kelas 2 SD) sampai orang tua bisa berenang. Setiap hari biasanya orang-orang di desa saya mandi ke sungai, tidak heran jika penduduknya bisa berenang. Walaupun ada sumur ataupun kamar mandi, tapi kalau saya sendiri kadang lebih memilih mandi ke sungai karena lebih puas dan menyenangkan mandinya :). Untuk sungainya sendiri itu masih jernih dan belum tercemar jadi masih bisa digunakan untuk mandi.
Saya sendiri itu sudah bisa berenang seingat saya sejak kelas 1 atau 2 SD, kemampuan berenang saya dan penduduk disini saya pikir terjadi secara alami, karena setiap hari waktu mandi saya diajak ke sungai, jadi secara alami lama-lama saya bisa berenang. Waktu kecil berenang merupakan suatu hal yang sangat menyenangkan, entah itu waktu air sungai sedang dalam (musim penghujan) ataupun sedang surut (musim kemarau).
Ilustrasi musim kemarau (kurang lebih mirip) |
Kalau musim kemarau sungai dalam keadaan surut, jadi biasanya remaja atau anak-anak itu berenang ke seberang menyeberangi sungai. Biasanya itu diwaktu sore kira-kira abis ashar. Banyak sekali remaja dan anak-anak berenang ke seberang sungai karena disana arusnya deras dan tidak terlalu dalam. Selain penduduk desa saya, biasanya kalau musim kemarau penduduk desa lain yang tidak ada sungai pergi ke sini untuk mandi dan mengambil air, karena sumur sudah pada kering. Saya dulu juga sering ke seberang menyeberangi sungai untuk sekedar bermain dan berenang.
Kalau musim penghujan biasanya air sungai dalam, bahkan kadang terjadi banjir. Biasanya banyak juga anak yang mandi ke sungai, sekedar untuk bermain-main, atau mencari ikan menggunakan pesap (bahasa kami, mirip jaring penangkap ikan). Yang tidak kalah menyenangkan itu bermain melompat di atas jembatan gantung (sayang sudah putus sekarang) di desa saya, terjun bebas di ketinggian sekitar 5 m – 7 m di atas sungai (ini dilakukan oleh professional :), sudah terbiasa renang). Saat bermain melompat di jembatan ini, biasanya langsung berenang ke tepi sungai. Waktu air sungai dalam, tidak ada yang berenang ke tengah atau menyeberang sungai dengan berenang, karena arus sangat deras dan lebar sungai juga menjadi hampir dua kali lipat saat sungai surut.
Ilustrasi berperahu saat banjir (kurang lebh mirip) |
Saat musim penghujan, sewaktu saya masih kecil itu masih sering terjadi banjir, banjir ini antara kesenangan dan kesusahan. Bagi orang tua banjir itu merepotkan karena harus membereskan barang barang sekitar rumah. Kalau ada kayu harus diikat, kalau ada ternak sapi atu kambing harus diungsikan ke tempat yang tidak banjir, dan kalau ada ayam harus dicari karena terbang kesana sini menghindari banjir , dan banyak kesibukan lainya. Tapi, bagi anak-anak disini, banjir merupakan suatu kegembiraan karena bisa berperahu keliling desa dan sekolah (terkhusus SD) itu diliburkan. Berperahunyapun bahkan sampai berperahu ke dalam kebun (dihutan), dan itu merupakan hal yang menyenangkan. Selain berperahu, berenang-renang sekitar rumah atau sekedar bermain air merupakan hal yang menyenangkan saat banjir.
Oh ya rumah-rumah di desa saya itu rumah panggung (rumah tinggi), karena dulu sering terjadi banjir. Tapi kalau sekarang itu sudah jarang banjir kalaupun banjir itu tidak terlalu dalam sewaktu saya masih kecil dulu (waktu SD). Mungkin perubahan lingkungan dan faktor lainya menjadi penyebabnya.
Ilustrasi perairan pulau ada pasir (kurang lebih mirip) |
Di desa saya sendiri perairanya itu terbagi dua, ada bagian pulau (bahasa kami) itu tempat dimana banyak pasir dan arus sungainya dangkal dan deras, dan ada lagi bagian yang tidak berpasir disini airnya lebih dalam dari pada di bagian pulau (berpasir). Nah kalau untuk melatih otot, berenang melawan arus di bagian berpasir ini lebih enak karena arusnya deras. Tapi perlu hati hati kalau berenang di daerah berpasir ini karena terdapat legon (bahasa kami), mirip palung yang dalam. Legon ini tempat pertemuan antara arus deras dangkal berpasir dengan arus yang tidak terlalu deras dalam dan tidak berpasir. Kalau kita berjalan melewati ini, itu mirip berjalan menuju tepi tebing. Jadi bisa terkejut saat melangkah. Melewati bagian ini terasa seperti terjatuh ke dasar sungai. Kalau tidak terlalu bisa berenang bisa tenggelam. Selain itu arus sungainya itu berputar-putar menghisap ke dalam tanda kalau disitu terdapat legon atau akhir pulau, jadi harus hati-hati. Tapi kalau ingin berenang kesana sini dan menyelam itu lebih baik di daerah yang tidak berpasir karena airnya dalam dan arusnya tidak terlalu deras.
Ok, itu saja untuk cerita saya hari ini, semoga bisa bermanfaat dan terhibur untuk pembaca sekalian.